"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekedar melewati jalan (musafir)"

Jumat, 13 April 2012

Namaku 'abdurrahman

Shalat dzuhur tadi kukerjakan di masjid al faruq. Aku tiba dimasjid sesaat setelah adzan selesai dikumandangkan. Seperti biasa, di lantai utama sudah banyak jamaah yang sedang mengerjakan shalat sunnah, baik shalat sunnah masjid ataupun sunnah qabliyah dzuhur. Tapi ada yang menarik perhatianku saat itu, diantara para jamaah yang sedang menunggu dikumandangkan iqamah, ada anak kecil yang sedang menengadahkan kedua tangannya keatas sambil mulutnya komat-kamit. Mungkin umur anak itu baru 6-7 tahun.

"Oh, anak itu sedang berdoa rupanya" batinku. Aku terus berkata dalam hati, "luar biasa anak ini, seumuran dia sudah tahu salah satu waktu diikabulkannya doa adalah antara adzan dan iqamah". Akhirnya setelah selesai berdoa, kudekati dia dan kamipun duduk bersebelahan. Baru saja aku membuka pembicaraan tapi iqamah sudah dikumandangkan, aku dan jamaah yang lain termasuk anak tadi pun langsung menyusun shaf untuk mengerjakan shalat dzuhur secara berjamaah.

Selesai shalat dzuhur, aku langsung mengejar anak kecil tadi. Kali ini dia sedang mengambil duduk sambil bersandar disalah satu tiang masjid.
"Assalamu'alaykum dek" kumulai pembicaraan
diapun menjawab sambil tersenyum, "wa'alaykumsalam"
wah benar-benar anak kecil, bicaranya kalo ditanya aja, gumamku dalam hati
"Namamu siapa dek? koq kakak baru lihat kamu shalat disini ya"
"aku dari solo kak, aku kesini sama 'ammi Idris" diapun menunjuk seseorang yang sedang membaca alquran dipojok masjid..('amm adalah paman dari keluarga ayah, kalo dari keluarga ibu khallah)
"namaku 'abdurrahman"
akupun bertanya lagi, "tadi pas nunggu iqamah, kakak lihat kamu berdoa ya. Emang kamu berdoa apa?"
dia diam sebentar, mungkin lagi mengingat sesuatu.
"ya kak, antara adzan dan iqamah kan waktu yang baik buat minta sama Allah"
"wah pinter kamu dek, emang kamu berdoa apa tadi?"
anak itu pun melafalkan doa yang dibaca tadi,kira-kira doa apa yang dipanjatkan anak sekecil itu?
dari mulut anak kecil itu terdengar kalimat yang merupakan sebuah doa,

"Rabbanaghfirli wa li-waalidayya wa lil mu'miniina yauma yaquumul hisaab"
(Yaa Rabb kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku serta orang-orang mu'min pada hari pembalasan)

"Rabbirhamhumaa kamaa rabbayanii saghiiraa" 
(Yaa Rabbku, sayangi kedua orang tuaku sebagaimana mereka menyayangi diwaktu kecilku)

Langsung kukecup kening anak itu sambil kudoakan sebagaimana doa yang dipanjatkan Rasulullah Shalallaahu 'alayhi wasalam kepada 'Abdullah bin abbas. Lalu kutanya lagi, "baarakallhu fiik, siapa yang mengajari kamu doa itu dek?"..."abi sama ummi" jawabnya polos

Renungan....

Sebagai anak, tidak malukah kita kepada anak kecil tadi? sudahkan kita sertakan kebaikan bagi ayah dan ibu kita dalam setiap doa-doa yang kita panjatkan? atau malah kita melupakan mereka berdua, kita hanya sibuk berdoa untuk kepentingan pribadi. Teman, kita tidak mungkin mampu untuk membalas kebaikan yang telah diberikan ayah dan ibu kita. Sekali lagi tidak mungkin, meskipun kita berikan dunia ini beserta isinya maka itu tidak mungkin mampu membalas kebaikan mereka, perjuangan mereka dan kasih sayang mereka. Hanya ada satu yang bisa membalas pengorbanan kedua orang tua kita?, Dialah Allah Ta'ala. Mintalah selalu kebaikan bagi kedua orang kita kepada Allah Ta'ala, sertakan mereka berdua dalam setiap doa-doa yang kita minta kepada Allah Ta'ala karna boleh jadi kedua orang tua kita mendapatkan kebahagiaan karna perantara doa-doa yang kita panjatkan. Sebagai anak, kebahagiaan mana lagi yang lebih besar dibandingkan melihat ayah dan ibu kita mendapatkan kebahagiaan hidup?

Sebagai orang tua, sudahkah kita mendidik anak-anak kita? apa justru sebaliknya, kita sibuk dengan pekerjaan dan melalaikan pendidikan anak-anak kita? kita sibuk mencari harta dan mengesampingkan pertumbuhan anak-anak kita?...Teman, anak-anak kita adalah aset bagi kehidupan kita. Mereka adalah salah satu sumber kebaikan bagi kita. Didiklah anak-anak kita dengan sebaik-baik pendidikan, ajarkanlah ilmu agama kepada mereka. Betapa banyak orang tua yang lebih mementingkan pendidikan dunia daripada pendidikan agama kepada anak-anaknya. Tidakkah kita ingin anak-anak kita menjadi anak yang shaleh dan shalehah, menjadi anak yang selalu mendoakan kebaikan bagi kita. Menjadi anak yang memintakan ampun kita kepada Allah Ta'ala, Menjadi anak yang memintakan kasih sayang dan rahmat kepada Allah Ta'ala untuk kita? keberuntungan apa lagi yang kita harapkan dari anak-anak kita wahai para orang tua? Bukankah keberuntungan yang sangat besar apabila kita telah wafat tapi ada sumber pahala yang terus menerus kita dapatkan, karna ketika kita sudah didalam kubur ada anak-anak kita yang senantiasa berdoa untuk kebaikan kita...Ya, amal kita akan terputus setelah kita wafat tapi ada salah satu sumber pahala yang akan kita terima terus yaitu doa anak-anak kita yang shaleh




Tidak ada komentar:

Posting Komentar