"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekedar melewati jalan (musafir)"

Minggu, 22 April 2012

Kematian itu....

Indonesia berduka karna kehilangan salah satu putra terbaiknya, Widjajono partowidagdo. Guru besar sekaligus wakil menteri ESDM yang menurutku lugu dan tulus ini meninggal secara "mendadak" dalam perjalanannya menuju puncak tambora. Duka yang sama juga dirasakan oleh persepakbolaan dunia, khususnya sepakbola italia. Beberapa minggu yang lalu, seorang pemain dari klub livorno, italia bernama piermaro morosini juga menemui kematian secara "mendadak".

Sebagai seorang muslim, seharusnya kita bisa mengambil hikmah dari kejadian yang menimpa prof widjajono dan morosini tersebut. Kita tidak tahu kapan kematian akan datang dan menghampiri diri kita. Boleh jadi kematian datang saat kita sedang melakukan hobi seperti yang terjadi pada prof widjajono, dan boleh jadi kematian itu justru datang saat kita sedang bekerja seperti yang terjadi pada morosini.

Pertanyaanya, sudahkah kita siap kedatangan tamu yang bernama kematian? sudahkah kita siap apabila tiba-tiba "tamu" itu menghampiri diri kita?

Pasti dan sangat pasti jika kematian akan mendatangi setiap yang bernyawa, tak terkecuali bagi yang menulis note ini dan yang membacanya. Allah Ta'ala berfirman: "Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu meskipun kamu berada didalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (an nisa : 78). Dan kematian mendadak pun telah dikabarkan oleh kekasih kita semua, muhammad rasulullah shalallaahu 'alayhi wasalam, "sesungguhnya diantara tanda-tanda hari kiamat adalah munculnya kematian mendadak " (riwayat thabrani).

Dari berita alquran dan hadits diatas, dan juga contoh yang terjadi pada prof widjajono serta morosini seharusnya seorang muslim yang berakal hendaknya memperhatikan kondisi dirinya, kemudian memperbaikinya karna boleh jadi kematian mendatanginya secara mendadak. Hendaknya kita sebagai seorang muslim terus menerus mengingat kematian agar kita bisa bersiap-siap mengumpulkan bekal yang dibutuhkan dalam perjalanan yang panjang ini.

Ibnu 'umar berkata, "aku bersama Rasulullah shalallahu 'alayhi wasalam, lalu seorang laki-laki anshar datang kepada beliau, kemudian mengucapkan salam kepada beliau. Laki-laki itu bertanya: 'wahai rasulullah, manakah diantara kaum mu'minin yang paling utama?'. Beliau menjawab: 'yang paling baik akhlaknya diantara mereka'. Laki-laki itu bertanya lagi: 'Manakah diantara mu'minin yang paling cerdik?', beliau menjawab: yang paling cerdik adalah yang paling banyak mengingat kematian diantara mereka dan yang paling baik persiapannya setelah kematian" (riwayat Ibnu Majah)

Saudaraku, sudahkan kita menjadi pribadi cerdik sebagaimana yang digambarkan Rasulullah tersebut? sudahkan kita mencontoh apa yang telah dilakukan oleh suri tauladan kita? dari al bara' radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "kami bersama Rasulullah shalallahu 'alayhi wasalam pada penguburan jenazah, lalu beliau duduk pada tepi kubur, kemudian beliau menangis sehingga tanah menjadi basah. lalu beliau bersabda: wahai saudara-saudaraku, bersiaplah kalian untuk yang seperti ini" (riwayat Ibnu Majah)

Diriwayatkan bahwa Uwais al Qarni rahimahullah berkata kepada penduduk Kufah, “Wahai penduduk Kufah, sesungguhnya ketika kamu tidur, kamu berbantalkan kematian. Oleh karena itu, jika kamu telah bangun, jadikanlah kematian itu selalu di hadapanmu.”

Al Lubaidi berkata, “Aku melihat Abu Ishaq rahimahullah di waktu hidupnya, selalu mengeluarkan secarik kertas dan membacanya. Ketika dia telah wafat, aku melihat kertas tersebut, ternyata tertulis padanya ‘Perbaguslah amalanmu, sesungguhnya ajalmu telah dekat !! Perbaguslah amalanmu, sesungguhnya ajalmu telah dekat!!!’

Lihatlah keadaan pendahulu kita yang shalih, mereka senantiasa mengingat kematian dan menjadikannya sebagai bahan untuk meningkatkan amalannya padahal mereka adalah manusia yang utama, manusia yang hatinya penuh dengan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya, manusia yang mengisi hari-harinya dengan amalan, sedangkan kita???

"aku yakin bahwa kematian akan mendatangiku, maka akupun sibuk mengumpulkan bekal menyongsongnya"

Semoga Allah Ta'ala merahmati hamid al qaishari, dia berkata: 
"kita semua telah meyakini kematian, tetapi kita tidak melihat orang yang bersiap-siap menghadapinya. Kita semua telah meyakini adanya surga, tetapi kita tidak melihat orang yang beramal untuknya. Kita semua telah meyakini adanya neraka, tetapi kita tidak melihat orang yang takut terhadapnya. Maka terhadap apa kamu bergembira? Kemungkinan apakah yang kamu nantikan? KEMATIAN!!! itulah perkara pertama kali yang akan datang kepadamu dengan membawa kebaikan atau keburukan. Wahai saudara-saudaraku! Berjalanlah menghadap Penguasamu dengan perjalanan yang bagus"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar