"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekedar melewati jalan (musafir)"

Selasa, 10 April 2012

Lalu Aku Dapat Apa?????

Pada note kemarin aku sudah menyampaikan bagaimana waktu 2,5 tahun di IPB sebenarnya begitu lama jika dibandingkan dengan manfaat yang aku dapat dari bangku perkuliahan. Apa hal ini berarti bahwa waktu selama itu hanya diisi dengan ketidakmanfaatan saja? padahal selama 2,5 tahun seorang anak yang baru lahir sudah bisa berlari-lari.... Saya tetap katakan, yup, selama 2,5 tahun aku hanya mendapat satu manfaat saja..TITIK, meskipun aku disuap dengan satu tangkai "petai alias pete" maka aku akan tetep kekeh dengan sikapku itu.

Kalo begitu selama 2,5 tahun itu aku dapat apa?

Ketetapan Allah Ta'ala selalu baik bagi hamba2Nya, tak terkecuali ketetapanNya untuk menghijarahkan aku ke IPB. Ya benar, selama disana aku hanya mendapat satu manfaat dari bangku perkuliahan tapi selama disana pula aku justru mendapat beribu-ribu manfaat dari bangku kuliah yang lain, kuliah kehidupan namanya. Disanalah "kawah candradimuka" yang telah menempaku, IPB adalah perantauanku. Sebuah kuliah kehidupan yang telah kujalani dengan penuh kenangan, tak mungkin bisa dilupakan.

Merasakan semangatnya hidup mandiri, merasakan rindu yang besar kepada keluarga dan merasakan nikmatnya menjalani ujian demi ujian tanpa bantuan orang2 terdekatku.

Tingkat pertama, kuliah kehidupan ditingkat ini lebih tepat dibilang sebagai kuliah petualangan. Berkumpul di asrama dengan manusia2 dari berbagai penjuru daerah di negeri ini. Kumulai petualangan itu dengan menaklukan menara alhuriyah, menuruni menara masjid kampus terbesar kedua di Indonesia dengan cara repling. Maha Suci Allah Ta'ala, IPB tampak indah dilihat dari atas menara ini. Bis-bis kampus yang sedang parkir nampak bagaikan semut-semut yang sedang berbaris. Petualangan kedua adalah menaklukan puncak gede-pangrango. 8,5 jam kulalui dengan jalan kaki untuk mencapai puncak, dan setelah sampai dipuncak maka rasa cape dan pegal selama perjalanan langsung hilang. Disanalah kusadari betapa Agungnya sang Pencipta. Sungguh megah nan elok daratan yang menjulang tinggi yang berfungsi sebagai pasak bumi ini. Inilah ilmunya: "mencapai puncak itu butuh kerja keras dan jerih payah tapi jika sudah dipuncak semua itu akan indah rasanya". Petualangan terakhir adalah menaklukan curug bulao dipinggiran kebun teh di daerah megamendung.

Tingkat kedua dan setengah tingkat ketiga, inilah kuliah kehidupanku yang sesungguhnya. Ditingkat inilah aku dengan modal nekad meminta kepada keluarga untuk menyetop kiriman bulanan. Biaya kuliah tidak ada masalah karna kuliahku dibiayai beasiswa, tapi biaya hidupku itulah yang membuat langkahku akan terus dikenang sampai sekarang. Karna kepepet inilah kumulai sekolah entrepeneurku, jualan jamur ke warung-warung rames dilingkungan IPB, jualan nasi goreng dan nasi uduk ke teman sekelas hingga jualan bibit gelombang cinta di lapangan sempur tiap ahad pagi. Karna jualan gelombang cinta inilah aku sering terlambat menghadiri ta'lim. Pernah suatu saat setelah selesai ta'lim, ustadz fauzan hafidzahullah bertanya, "afwan, saya perhatikan koq antum sering datang setelah pelajaran sudah dimulai?"... maka akupun menceritakan semuanya dan tiba-tiba meluncur dari kedua mata beliau tetesan air mata. Sejak saat itulah, beliau kadang menyisakan air teh yang disajikan panitia dan memberikannya kepadaku. Terimakasih ya Allah, jagalah beliau, lindungilah beliau, istiqamahkan beliau dan jadikan umurnya penuh dengan keberkahan dariMu.

Ustadz fauzan guruku sekaligus ayahku, sejak beliau menuntut ilmu ke ma'bar, yaman maka sampai saat ini aku belum pernah menyapanya lagi.

Itulah IPB, kampus yang akan kukenang, kampus yang tlah mengisi jalan indah dihidupk. Kelak akan kuceritakan kemegahanmu kepada anak cucuku insyaAllah, mulai dari asramanya, masjidnya, GWWnya, Gymnasiumnya dan taman-tamannya yang indah. Untuk masjidnya maka akan aku tulis khusus karna disanalah banyak kutemukan ilmu tentang kesadaran diri insyaAllah

2 komentar:

  1. wahh . .ustadz Fauzan sudah ngisi taklim di Bogor pas jamannya mas Aan ya?
    sekarang beliau sudah kembali dari Yaman mas, dan sudah mulai mengisi taklim lagi di Bogoe tiap hari Sabtu.
    kalau ada waktu, silakan mampir.
    hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, beliau ngisi ditahun 2006 sampai rihlah ke ma'bar di markaznya syaikh muhammad al imam. sekarang ngisinya dimasjid mana? salam buat beliau, terakhir ketemu pas daurahnya ust as sewed di ujunggagak (daerah kristenisasi), alhamdulillah sempat ngobrol meskipun sebentar...

      Hapus