"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekedar melewati jalan (musafir)"

Sabtu, 28 April 2012

Akhir yang indah

Telah mengisahkan Syaikh 'Abdul Muhsin hafidzahullah dan kisah ini adalah kisah nyata yang terjadi di Abha, ibu kota Provinsi Asir Arab Saudi :

Setelah melaksanakan shalat Maghrib seorang wanita berhias, menggunakan gaun pengantin putih yang indah, mempersiapkan diri untuk pesta pernikahannya. Lalu dia mendengar adzan Isya, dan dia sadar kalau wudhunya telah batal. 
Dia berkata pada ibunya : “Bu, saya mau berwudhu dan shalat Isya.” 
Ibunya terkejut : “Apa kamu sudah gila? Tamu telah menunggumu untuk melihatmu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air.” 
Lalu ibunya menambahkan : “Aku ibumu, dan ibu katakan jangan shalat sekarang! Demi Allah, jika kamu berwudhu sekarang, ibu akan marah kepadamu” 
Anaknya menjawab : “Demi Allah, saya tidak akan pergi dari ruangan ini, hingga saya shalat. Ibu, ibu harus tahu “bahwa tidak ada kepatuhan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Pencipta”!! 
Ibunya berkata : “ Apa yang akan dikatakan tamu-tamu kita tentang mu, ketika kamu tampil dalam pesta pernikahanmu tanpa make-up?? Kamu tidak akan terlihat cantik dimata mereka! dan mereka akan mengolok-olok dirimu ! 
Anak nya berkata dengan tersenyum : “Apakah ibu takut karena saya tidak akan terrlihat cantik di mata makhluk? Bagaimana dengan Penciptaku? Yang saya takuti adalah jika dengan sebab kehilangan shalat, saya tidak akan tampak cantik dimata-Nya”. 
Lalu dia berwudhu, dan seluruh make-up nya terbasuh. Tapi dia tidak merasa bermasalah dengan itu. Lalu dia memulai shalatnya. Dan pada saat itu dia bersujud, dia tidak menyadari itu, bahwa itu akan menjadi sujud terakhirnya. Pengantin wanita itu wafat dengan cara yang indah, bersujud di hadapan Pencipta-Nya. Ya, ia wafat dalam keadaan bersujud. Betapa akhir yang luar biasa bagi seorang muslimah yang teguh untuk mematuhi Tuhannya!

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhainya, maka masuklah kepada hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu"
(Al Fajr : 27-30)

Jika Hatimu Keras

Seorang shahabat mulia, 'Abdullah bin Mas'ud  radhiyallahu 'anhu pernah berwasiat :

"Jika engkau merasakan bahwa hatimu telah keras maka segeralah baca ayat-ayat Allah dalam alquran, jika hatimu tetap keras maka berdzikirlah kepada Allah, jika hatimu tetap keras maka menyendirilah untuk berkhalwat/berduaan dengan Allah dan jika hatimu tetap keras maka mintalah kepada Allah agar memberimu hati yang baru, karna pada hakikatnya hatimu itu telah mati"

Minggu, 22 April 2012

Kematian itu....

Indonesia berduka karna kehilangan salah satu putra terbaiknya, Widjajono partowidagdo. Guru besar sekaligus wakil menteri ESDM yang menurutku lugu dan tulus ini meninggal secara "mendadak" dalam perjalanannya menuju puncak tambora. Duka yang sama juga dirasakan oleh persepakbolaan dunia, khususnya sepakbola italia. Beberapa minggu yang lalu, seorang pemain dari klub livorno, italia bernama piermaro morosini juga menemui kematian secara "mendadak".

Sebagai seorang muslim, seharusnya kita bisa mengambil hikmah dari kejadian yang menimpa prof widjajono dan morosini tersebut. Kita tidak tahu kapan kematian akan datang dan menghampiri diri kita. Boleh jadi kematian datang saat kita sedang melakukan hobi seperti yang terjadi pada prof widjajono, dan boleh jadi kematian itu justru datang saat kita sedang bekerja seperti yang terjadi pada morosini.

Pertanyaanya, sudahkah kita siap kedatangan tamu yang bernama kematian? sudahkah kita siap apabila tiba-tiba "tamu" itu menghampiri diri kita?

Pasti dan sangat pasti jika kematian akan mendatangi setiap yang bernyawa, tak terkecuali bagi yang menulis note ini dan yang membacanya. Allah Ta'ala berfirman: "Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu meskipun kamu berada didalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (an nisa : 78). Dan kematian mendadak pun telah dikabarkan oleh kekasih kita semua, muhammad rasulullah shalallaahu 'alayhi wasalam, "sesungguhnya diantara tanda-tanda hari kiamat adalah munculnya kematian mendadak " (riwayat thabrani).

Dari berita alquran dan hadits diatas, dan juga contoh yang terjadi pada prof widjajono serta morosini seharusnya seorang muslim yang berakal hendaknya memperhatikan kondisi dirinya, kemudian memperbaikinya karna boleh jadi kematian mendatanginya secara mendadak. Hendaknya kita sebagai seorang muslim terus menerus mengingat kematian agar kita bisa bersiap-siap mengumpulkan bekal yang dibutuhkan dalam perjalanan yang panjang ini.

Ibnu 'umar berkata, "aku bersama Rasulullah shalallahu 'alayhi wasalam, lalu seorang laki-laki anshar datang kepada beliau, kemudian mengucapkan salam kepada beliau. Laki-laki itu bertanya: 'wahai rasulullah, manakah diantara kaum mu'minin yang paling utama?'. Beliau menjawab: 'yang paling baik akhlaknya diantara mereka'. Laki-laki itu bertanya lagi: 'Manakah diantara mu'minin yang paling cerdik?', beliau menjawab: yang paling cerdik adalah yang paling banyak mengingat kematian diantara mereka dan yang paling baik persiapannya setelah kematian" (riwayat Ibnu Majah)

Saudaraku, sudahkan kita menjadi pribadi cerdik sebagaimana yang digambarkan Rasulullah tersebut? sudahkan kita mencontoh apa yang telah dilakukan oleh suri tauladan kita? dari al bara' radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "kami bersama Rasulullah shalallahu 'alayhi wasalam pada penguburan jenazah, lalu beliau duduk pada tepi kubur, kemudian beliau menangis sehingga tanah menjadi basah. lalu beliau bersabda: wahai saudara-saudaraku, bersiaplah kalian untuk yang seperti ini" (riwayat Ibnu Majah)

Diriwayatkan bahwa Uwais al Qarni rahimahullah berkata kepada penduduk Kufah, “Wahai penduduk Kufah, sesungguhnya ketika kamu tidur, kamu berbantalkan kematian. Oleh karena itu, jika kamu telah bangun, jadikanlah kematian itu selalu di hadapanmu.”

Al Lubaidi berkata, “Aku melihat Abu Ishaq rahimahullah di waktu hidupnya, selalu mengeluarkan secarik kertas dan membacanya. Ketika dia telah wafat, aku melihat kertas tersebut, ternyata tertulis padanya ‘Perbaguslah amalanmu, sesungguhnya ajalmu telah dekat !! Perbaguslah amalanmu, sesungguhnya ajalmu telah dekat!!!’

Lihatlah keadaan pendahulu kita yang shalih, mereka senantiasa mengingat kematian dan menjadikannya sebagai bahan untuk meningkatkan amalannya padahal mereka adalah manusia yang utama, manusia yang hatinya penuh dengan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya, manusia yang mengisi hari-harinya dengan amalan, sedangkan kita???

"aku yakin bahwa kematian akan mendatangiku, maka akupun sibuk mengumpulkan bekal menyongsongnya"

Semoga Allah Ta'ala merahmati hamid al qaishari, dia berkata: 
"kita semua telah meyakini kematian, tetapi kita tidak melihat orang yang bersiap-siap menghadapinya. Kita semua telah meyakini adanya surga, tetapi kita tidak melihat orang yang beramal untuknya. Kita semua telah meyakini adanya neraka, tetapi kita tidak melihat orang yang takut terhadapnya. Maka terhadap apa kamu bergembira? Kemungkinan apakah yang kamu nantikan? KEMATIAN!!! itulah perkara pertama kali yang akan datang kepadamu dengan membawa kebaikan atau keburukan. Wahai saudara-saudaraku! Berjalanlah menghadap Penguasamu dengan perjalanan yang bagus"

Rabu, 18 April 2012

Yang membuat pria cemburu

Salah satu yang membuat seorang muslim cemburu kepada muslimah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dari jalan 'abdurrahman bin 'auf bahwasanya Rasulullah shalallaahu 'alyhi wasalam bersabda :

"Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya maka dikatakan kepada wanita tersebut : 'MASUKLAH KE SURGA DARI PINTU MANA SAJA SESUAI YANG ENGKAU KEHENDAKI' "

Hadits tersebut dinyatakan hasan oleh syaikh al albani rahimahullah sebagaimana tercantum dalam kitab adabuz zafaf. 

Sabtu, 14 April 2012

Kepingkel-pingkel

Dari blog temen,
Percakapan di warteg

R : Mba maem mba..
X : ya mas, bungkus apa mangan kene.
R : mangan kene.
X : dulang apa mangan dhewek mas?
R : ...?*#!*

kalo kejadian di toko besi bikin tersenyum, ini malah bikin kepingkel-pingkel, alasannya :
1. Isi dialognya sambil ngebayangin si R itu diri sendiri
2. Bahasanya, orang purwokerto be ngguyu maca bahasa purwokerto apa maning wong liya

Ustadz Fauzan Hafidzahullah

Panas dan macetnya bogor tidak menghalangi beliau untuk mengajar, jauhnya cileungsi-darmaga tidak juga menghalangi beliau untuk mengajar, pun begitu kondisi fisiknya yang sakit tidak juga menghalangi beliau untuk mengajar. Padahal seharusnya penuntut ilmulah yang mendatangi sumber ilmu, bukan sebaliknya.

Beliau adalah ustadz fauzan hafidzahullah. Badannya gemuk tapi kelihatan kekar, sorot matanya tajam, dan suaranya sangat jelas. Dialah ustadz yang mengajariku setiap ahad pagi selama hidup di Kota hujan. Pelajaran dimulai dari jam 09.00 dan selesai sampai dzuhur. Selama talaqi sama beliau, sudah 2 kitab yang sudah tuntas dipelajari, yaitu kitab tauhid dan 'umdahtul ahkam...Alhamdulillaahil ladzi bini'matihi tatiimushaalihat. Kitab tauhid dipelajari ditahun pertamaku, dan 'umdahtul ahkam ditahun kedua dan setengah tahun ketiga.

Yang paling berkesan adalah ketika pembahasan 'umdahtul ahkam. Aku mulai sering telat datang karna harus jualan bibit anthurium di lapangan sempur terlebih dahulu. Karna inilah, aku pernah ditegur beliau dan alhamdulillah setelah mendengar penjelasanku beliau memaklumi, bahkan beliau memberikan motivasi yang sampai sekarang pun masih aku ingat. "jangan malu dan pesimis, lihatlah syaikh al bani. beliau adalah imam hadits jaman ini meskipun pekerjaan beliau saat menuntut ilmu adalah sebagai tukang reparasi jam". Itulah kalimat motivasi yang benar-benar membuatku semakin semangat dalam menuntut ilmu

Bagiku, kalimat motivasi diatas menunjukkan kecerdasan beliau hafidzahullah. Sisi kecerdasan beliau adalah mengambil syaikh al bani rahimahullah sebagai contoh padahal masih banyak ulama lain yang bisa diambil contohnya. Kenapa syaikh al bani? pertama, beliau rahimahullah mahir dalam ilmu hadits padahal beliau adalah seorang tukang reparasi jam. seolah-olah ustadz fauzan ingin mengatakan "jika syaikh al albani mampu belajar hadits disaat jadi tukang reparasi jam maka seharusnya kamu juga tetap bisa belajar meskipun kamu harus jualan bunga". Yang kedua kenapa beliau ambil contoh syaikh al albani adalah ustadz fauzan ingin lebih memotivasi aku untuk semangat ikut pelajaran yang sedang dibahas, yaitu 'umdahtul ahkan. Kitab ini adalah kitab yang memuat hadits-hadits hukum yang telah disepakati oleh Bukhari dan Muslim. Bahkan khusus pembahasan kitab ini, ustadz fauzan tidak hanya menerangkan isinya tapi juga meminta setoran hafalan dari aku dan yang lainnya tentang hadits-hadits yang ada di kitab 'umdahtul ahkam.

Semoga Allah Ta'ala Menjaga beliau diatas ketaatan kepadaNya dan Menganugerahkan ilmu yang bermanfaat kepadanya.

Tersenyum

Pernah pergi ke toko besi? apa kesan anda? panas, pengap, atau berdebu? ya begitulah keadaan toko besi yang kukunjungi beberapa hari yang lalu. Kejadiannya kira-kira jam 1 siang, saat itu aku ada perlu ke toko besi untuk membeli paku ukuran besar. Sampai di toko itu, aroma semen langsung tercium. Aku yakin, pasti pembeli yang lain juga merasakan apa yang aku rasakan.
"cari apa mas" tiba-tiba seorang pria menghampiriku
"sampeyan karyawan baru ya mas?" aku agak bingung karna selama jadi pelanggan toko besi itu memang baru kali ini lihat orang itu
"ya mas, aku baru kerja 3 hari yang lalu. masnya mau cari apa?" lanjutnya sambil tersenyum ikhlas
"paku beton ada?"
"oh ya ada mas, mau berapa kg?" dia pun berlalu menuju gudang tempat penyimpanan tanpa nunggu jawabanku
ga begitu lama, orang tadi muncul sambil tangannya membawa kardus yang aku yakin isinya paku
"ini mas, jadinya mau berapa kg?"
"setengah kg aja mas" jawabku sambil menyiapkan uang buat membayar
"oh iya, pakunya dibungkus mas?" tanyanya polos
"ga usah mas, saya makan disini aja, ga usah dibungkus" akupun tersenyum dan kuperhatikan karyawan itu juga ikut tersenyum

Jumat, 13 April 2012

Namaku 'abdurrahman

Shalat dzuhur tadi kukerjakan di masjid al faruq. Aku tiba dimasjid sesaat setelah adzan selesai dikumandangkan. Seperti biasa, di lantai utama sudah banyak jamaah yang sedang mengerjakan shalat sunnah, baik shalat sunnah masjid ataupun sunnah qabliyah dzuhur. Tapi ada yang menarik perhatianku saat itu, diantara para jamaah yang sedang menunggu dikumandangkan iqamah, ada anak kecil yang sedang menengadahkan kedua tangannya keatas sambil mulutnya komat-kamit. Mungkin umur anak itu baru 6-7 tahun.

"Oh, anak itu sedang berdoa rupanya" batinku. Aku terus berkata dalam hati, "luar biasa anak ini, seumuran dia sudah tahu salah satu waktu diikabulkannya doa adalah antara adzan dan iqamah". Akhirnya setelah selesai berdoa, kudekati dia dan kamipun duduk bersebelahan. Baru saja aku membuka pembicaraan tapi iqamah sudah dikumandangkan, aku dan jamaah yang lain termasuk anak tadi pun langsung menyusun shaf untuk mengerjakan shalat dzuhur secara berjamaah.

Selesai shalat dzuhur, aku langsung mengejar anak kecil tadi. Kali ini dia sedang mengambil duduk sambil bersandar disalah satu tiang masjid.
"Assalamu'alaykum dek" kumulai pembicaraan
diapun menjawab sambil tersenyum, "wa'alaykumsalam"
wah benar-benar anak kecil, bicaranya kalo ditanya aja, gumamku dalam hati
"Namamu siapa dek? koq kakak baru lihat kamu shalat disini ya"
"aku dari solo kak, aku kesini sama 'ammi Idris" diapun menunjuk seseorang yang sedang membaca alquran dipojok masjid..('amm adalah paman dari keluarga ayah, kalo dari keluarga ibu khallah)
"namaku 'abdurrahman"
akupun bertanya lagi, "tadi pas nunggu iqamah, kakak lihat kamu berdoa ya. Emang kamu berdoa apa?"
dia diam sebentar, mungkin lagi mengingat sesuatu.
"ya kak, antara adzan dan iqamah kan waktu yang baik buat minta sama Allah"
"wah pinter kamu dek, emang kamu berdoa apa tadi?"
anak itu pun melafalkan doa yang dibaca tadi,kira-kira doa apa yang dipanjatkan anak sekecil itu?
dari mulut anak kecil itu terdengar kalimat yang merupakan sebuah doa,

"Rabbanaghfirli wa li-waalidayya wa lil mu'miniina yauma yaquumul hisaab"
(Yaa Rabb kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku serta orang-orang mu'min pada hari pembalasan)

"Rabbirhamhumaa kamaa rabbayanii saghiiraa" 
(Yaa Rabbku, sayangi kedua orang tuaku sebagaimana mereka menyayangi diwaktu kecilku)

Langsung kukecup kening anak itu sambil kudoakan sebagaimana doa yang dipanjatkan Rasulullah Shalallaahu 'alayhi wasalam kepada 'Abdullah bin abbas. Lalu kutanya lagi, "baarakallhu fiik, siapa yang mengajari kamu doa itu dek?"..."abi sama ummi" jawabnya polos

Renungan....

Sebagai anak, tidak malukah kita kepada anak kecil tadi? sudahkan kita sertakan kebaikan bagi ayah dan ibu kita dalam setiap doa-doa yang kita panjatkan? atau malah kita melupakan mereka berdua, kita hanya sibuk berdoa untuk kepentingan pribadi. Teman, kita tidak mungkin mampu untuk membalas kebaikan yang telah diberikan ayah dan ibu kita. Sekali lagi tidak mungkin, meskipun kita berikan dunia ini beserta isinya maka itu tidak mungkin mampu membalas kebaikan mereka, perjuangan mereka dan kasih sayang mereka. Hanya ada satu yang bisa membalas pengorbanan kedua orang tua kita?, Dialah Allah Ta'ala. Mintalah selalu kebaikan bagi kedua orang kita kepada Allah Ta'ala, sertakan mereka berdua dalam setiap doa-doa yang kita minta kepada Allah Ta'ala karna boleh jadi kedua orang tua kita mendapatkan kebahagiaan karna perantara doa-doa yang kita panjatkan. Sebagai anak, kebahagiaan mana lagi yang lebih besar dibandingkan melihat ayah dan ibu kita mendapatkan kebahagiaan hidup?

Sebagai orang tua, sudahkah kita mendidik anak-anak kita? apa justru sebaliknya, kita sibuk dengan pekerjaan dan melalaikan pendidikan anak-anak kita? kita sibuk mencari harta dan mengesampingkan pertumbuhan anak-anak kita?...Teman, anak-anak kita adalah aset bagi kehidupan kita. Mereka adalah salah satu sumber kebaikan bagi kita. Didiklah anak-anak kita dengan sebaik-baik pendidikan, ajarkanlah ilmu agama kepada mereka. Betapa banyak orang tua yang lebih mementingkan pendidikan dunia daripada pendidikan agama kepada anak-anaknya. Tidakkah kita ingin anak-anak kita menjadi anak yang shaleh dan shalehah, menjadi anak yang selalu mendoakan kebaikan bagi kita. Menjadi anak yang memintakan ampun kita kepada Allah Ta'ala, Menjadi anak yang memintakan kasih sayang dan rahmat kepada Allah Ta'ala untuk kita? keberuntungan apa lagi yang kita harapkan dari anak-anak kita wahai para orang tua? Bukankah keberuntungan yang sangat besar apabila kita telah wafat tapi ada sumber pahala yang terus menerus kita dapatkan, karna ketika kita sudah didalam kubur ada anak-anak kita yang senantiasa berdoa untuk kebaikan kita...Ya, amal kita akan terputus setelah kita wafat tapi ada salah satu sumber pahala yang akan kita terima terus yaitu doa anak-anak kita yang shaleh




Rabu, 11 April 2012

Jalan-Jalan yang utama....

Dalam seminar ataupun tulisan kenapa harus jadi pengusaha bukan karyawan, salah satu argumen yang sering dipake oleh provokator entrepeneur, semisal bob sadino, ippho, jaya setiabudi, miming pangarah hingga purdi chandra adalah ungkapan :


"USAHANYA JALAN, PEMILIKNYA JALAN-JALAN"

Ya benar, argumen yang tidak bisa dibantah oleh kelompok anti-usaha sekaliber safir senduk sekalipun. Memang karyawan bisa kaya bahkan bisa lebih kaya dari seorang pengusaha tapi karyawan tidak bisa jalan-jalan sekaligus meninggalkan pekerjaannya. Sedangkan pengusaha, meskipun incomenya masih kecil tapi dia bisa jalan-jalan semaunya tanpa memikirkan sumber pendapatannya karna mesin uangnya tersebut dikerjakan oleh karyawan...

Provokator-provokator pengusaha tersebut lantas mengiming-imingi dengan cerita-cerita yang bikin ngiler audiennya. Ada yang bercerita tentang pengusaha yang tiap hari kerjaannya hanya bermain golf tanpa pusing dengan kerjaannya, atau cerita tentang pengusaha yang bebas rekreasi kemanapun dia mau setiap saat, setiap waktu tanpa harus nunggu jadwal libur ataupun cuti...

MAU?????

eits, tunggu dulu. Bagi seorang muslim, jadi pengusaha itu seharusnya memang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. Jadi pengusaha agar punya banyak waktu luang, tapi bukan untuk bermain golf, bukan untuk rekreasi semaunya, bukan untuk belanja keluar negeri, bukan pula untuk foya-foya. Tapi waktu luang yang didapatnya sebagai pengusaha dia gunakan untuk menempuh jalan-jalan yang utama, apa itu :

"Barangsiapa melangkahkan kakinya menempuh jalan menuntut ilmu maka Allah Ta'ala akan Memudahkan baginya jalan menuju surga" (Riwayat Imam Muslim)

Ya, menjadi pengusaha bukan ingin banyak harta karna seorang muslim sangat yakin semua pekerjaan adalah baik selama itu halal, dan masalah hasil pekerjaan maka seorang muslim pun sangat yakin bahwa rizki adalah hak penuh dari Allah Ta'ala. Sungguh indah seorang yang cita-citanya menjadi pengusaha dengan tujuan agar dia tidak terlalu terikat oleh urusan dunia sehingga dia memiliki waktu luang, kemudian ia gunakan waktu luang itu untuk menuntut ilmu, mempelajari alquran, mempelajari hadits, dan mempelajari agama ini. Tidak hanya keuntungan dunia yang akan ia dapat tapi juga keuntungan akhirat insyaAllah, karna Rasulullah Shalallaahu 'alayh wasalam telah mengabarkan bahwa :

"Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah Ta'ala maka Dia akan Memahamkan seseorang itu dalam urusan agama" (riwayat Imam Bukhari)

Tentunya setiap muslim yang cerdas adalah ketika ada peluang kebaikan maka ia berusaha meraihnya. Apalagi jika peluang itu ditawarkan langsung oleh Allah Ta'ala melalui lisan Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasalam. Jadi ungkapan motifasi yang tepat kepada setiap muslim untuk memilih jadi pengusaha mungkin,

"USAHANYA JALAN, PEMILIKNYA JALAN-JALAN MENUNTUT ILMU"
atau
"USAHANYA JALAN, PEMILIKNYA HAFAL ALQURAN"

Selasa, 10 April 2012

Al Huuriyyah, tempah labuhanku..

Ketika masih aktif di IPB, ada satu tempat yang pasti kukunjungi ketika merasa penat karna masalah-masalah yang ada, mulai dari laporan dan tugas yang menumpuk, rutinitas perkuliahan yang membuatku jenuh, sampai ketika persediaan dana menipis. Tempat itu dikelilingi sarana olahraga, ada GOR Badminton, lapangan basket dan lapangan tenis. Terdiri dari 5 bangunan, bangunan utama, rumah, asraman, gedung acara dan menara yang menjulang tinggi. Kolaborasi 5 bangunan dan halaman berupa taman indah inilah yang lebih dikenal dengan komplek Al Huuriyyah. Untuk menaranya maka alhamdulillah sudah sampai dipuncaknya. Menikmati eloknya kampus IPB dari atas, setelah puas langsung menuruni menara itu dengan repling....

Dan secara khusus, tempat yang pasti kukunjungi adalah bangunan utamanya yang tak lain dan tak bukan adalah bangunan berupa masjid yang bernama masjid Al Huuriyyah. Terdiri dari 3 lantai dan tempat kesukaanku untuk berkeluh kesah adalah dilantai 2, diserambi sebelah kiri, mendekat ke tiang sebagai sutrah. Marmer merah dan desiran angin menambah rasa nyaman jika sedang berada disitu. Disitulah aku berkeluh kesah kepada pemilik bangunan tersebut, memelas dan mengharap pertolongan dariNya, Dialah Allah Ta'ala, Pemilik Al Huuriyyah dan masjid-masjid yang lain...Nda tahu kapan bisa mengunjunginya lagi...

Lalu Aku Dapat Apa?????

Pada note kemarin aku sudah menyampaikan bagaimana waktu 2,5 tahun di IPB sebenarnya begitu lama jika dibandingkan dengan manfaat yang aku dapat dari bangku perkuliahan. Apa hal ini berarti bahwa waktu selama itu hanya diisi dengan ketidakmanfaatan saja? padahal selama 2,5 tahun seorang anak yang baru lahir sudah bisa berlari-lari.... Saya tetap katakan, yup, selama 2,5 tahun aku hanya mendapat satu manfaat saja..TITIK, meskipun aku disuap dengan satu tangkai "petai alias pete" maka aku akan tetep kekeh dengan sikapku itu.

Kalo begitu selama 2,5 tahun itu aku dapat apa?

Ketetapan Allah Ta'ala selalu baik bagi hamba2Nya, tak terkecuali ketetapanNya untuk menghijarahkan aku ke IPB. Ya benar, selama disana aku hanya mendapat satu manfaat dari bangku perkuliahan tapi selama disana pula aku justru mendapat beribu-ribu manfaat dari bangku kuliah yang lain, kuliah kehidupan namanya. Disanalah "kawah candradimuka" yang telah menempaku, IPB adalah perantauanku. Sebuah kuliah kehidupan yang telah kujalani dengan penuh kenangan, tak mungkin bisa dilupakan.

Merasakan semangatnya hidup mandiri, merasakan rindu yang besar kepada keluarga dan merasakan nikmatnya menjalani ujian demi ujian tanpa bantuan orang2 terdekatku.

Tingkat pertama, kuliah kehidupan ditingkat ini lebih tepat dibilang sebagai kuliah petualangan. Berkumpul di asrama dengan manusia2 dari berbagai penjuru daerah di negeri ini. Kumulai petualangan itu dengan menaklukan menara alhuriyah, menuruni menara masjid kampus terbesar kedua di Indonesia dengan cara repling. Maha Suci Allah Ta'ala, IPB tampak indah dilihat dari atas menara ini. Bis-bis kampus yang sedang parkir nampak bagaikan semut-semut yang sedang berbaris. Petualangan kedua adalah menaklukan puncak gede-pangrango. 8,5 jam kulalui dengan jalan kaki untuk mencapai puncak, dan setelah sampai dipuncak maka rasa cape dan pegal selama perjalanan langsung hilang. Disanalah kusadari betapa Agungnya sang Pencipta. Sungguh megah nan elok daratan yang menjulang tinggi yang berfungsi sebagai pasak bumi ini. Inilah ilmunya: "mencapai puncak itu butuh kerja keras dan jerih payah tapi jika sudah dipuncak semua itu akan indah rasanya". Petualangan terakhir adalah menaklukan curug bulao dipinggiran kebun teh di daerah megamendung.

Tingkat kedua dan setengah tingkat ketiga, inilah kuliah kehidupanku yang sesungguhnya. Ditingkat inilah aku dengan modal nekad meminta kepada keluarga untuk menyetop kiriman bulanan. Biaya kuliah tidak ada masalah karna kuliahku dibiayai beasiswa, tapi biaya hidupku itulah yang membuat langkahku akan terus dikenang sampai sekarang. Karna kepepet inilah kumulai sekolah entrepeneurku, jualan jamur ke warung-warung rames dilingkungan IPB, jualan nasi goreng dan nasi uduk ke teman sekelas hingga jualan bibit gelombang cinta di lapangan sempur tiap ahad pagi. Karna jualan gelombang cinta inilah aku sering terlambat menghadiri ta'lim. Pernah suatu saat setelah selesai ta'lim, ustadz fauzan hafidzahullah bertanya, "afwan, saya perhatikan koq antum sering datang setelah pelajaran sudah dimulai?"... maka akupun menceritakan semuanya dan tiba-tiba meluncur dari kedua mata beliau tetesan air mata. Sejak saat itulah, beliau kadang menyisakan air teh yang disajikan panitia dan memberikannya kepadaku. Terimakasih ya Allah, jagalah beliau, lindungilah beliau, istiqamahkan beliau dan jadikan umurnya penuh dengan keberkahan dariMu.

Ustadz fauzan guruku sekaligus ayahku, sejak beliau menuntut ilmu ke ma'bar, yaman maka sampai saat ini aku belum pernah menyapanya lagi.

Itulah IPB, kampus yang akan kukenang, kampus yang tlah mengisi jalan indah dihidupk. Kelak akan kuceritakan kemegahanmu kepada anak cucuku insyaAllah, mulai dari asramanya, masjidnya, GWWnya, Gymnasiumnya dan taman-tamannya yang indah. Untuk masjidnya maka akan aku tulis khusus karna disanalah banyak kutemukan ilmu tentang kesadaran diri insyaAllah

Amalan Ringan (Tapi Berat ) Menggapai Ridha Allah Ta'ala

Diriwayatkan dari Imam Ahmad bin Hanbal bahwasanya Rasulullah Shalallaahu 'alayhi wassalam bersabda :

“Tidaklah seorang hamba muslim mengucapkan pada saat dia memasuki waktu pagi dan petang:
 Ø±َضِيتُ بِاللَّÙ‡ِ رَبًّا ÙˆَبِالْØ¥ِسْÙ„َامِ دِينًا ÙˆَبِÙ…ُØ­َÙ…َّدٍ صَÙ„َّÙ‰ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ù†َبِÙŠًّا ‘radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina wa bi muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam nabiya (aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku)’ sebanyak tiga kali, melainkan merupakan hak bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat kelak.”

Hadits tersebut dihasankan oleh Syaikh bin baz rahimahullah dalam kitab Tuhfah al Akhyaar...

Seorang pedagang es yang biasanya laris tapi suatu hari justru dagangannya sepi karna pada siang harinya turun hujan kemudian memasuki waktu sore ia merasa ridha Allah Ta'ala sebagai Rabbnya, ia tetap ridha Allah Ta'ala sebagai sesembahannya meskipun pada siang harinya Sang Pemberi rizki justru "menahan rizki" buatnya...

Begitupun kita...boleh jadi disiang hari, ujian datang kepada kita, sebagai karyawan mendapat marah dari atasan, sebagai pengusaha mendapat rugi ataupun ujian-ujian yang lain tapi masuk waktu sore, kita tidak su'udzan apalagi marah kepada Allah Ta'ala, sebaliknya kita justru mengucapkan kalimat diatas sebagai bentuk bahwa kita menerima ketetapanNya, sebagai wujud bahwa kita tetap ridha Allah Ta'ala sebagai Rabb kita maka beruntunglah kita dengan janji bahwa merupakan hak Allah untuk meridhai kita di kiamat nanti...


"Muslim mana yang tidak ingin diridhai Allah Ta'ala?"

Seorang pedagang nasi goreng yang biasanya mendapat keuntungan besar pada malam hari tapi suatu malam justru dagangannya sepi kemudian ia masuk waktu pagi dengan keadaan dirinya ridha dengan ketetapan Rabbnya, ia ridha dengan takdir Rabbnya, dan ia tetap ridha Allah Ta'ala sebagai sesembahannya...

Begitupun kita...boleh jadi dimalam hari, ujian datang kepada kita, sebagai karyawan mendapat tugas tambahan, sebagai pengusaha juga mendapat rugi bahkan sampai mimpi buruk ataupun ujian-ujian yang lain tapi masuk waktu pagi, kita tidak su'udzan apalagi marah kepada Allah Ta'ala, tapi sebaliknya kita justru mengucapkan kalimat diatas sebagai bentuk bahwa kita menerima ketetapanNya, sebagai wujud bahwa kita tetap ridha Allah Ta'ala sebagai Rabb kita maka beruntunglah kita dengan janji bahwa merupakan hak Allah untuk meridhai kita di kiamat nanti...

"Muslim mana yang tidak ingin diridhai Allah Ta'ala?"

Meskipun secara dzahir kalimat diatas sangat ringan tapi justru kalimat itu sangat berat diucapkan oleh hamba yang tidak menerima semua takdir yang telah ditetapkan oleh Dzat Yang paling tahu akan kebaikan bagi diri kita...
 

Minggu, 08 April 2012

Siap Tempur vs Siap Pakai

DUA SETENGAH TAHUN....

Ya, 2,5 tahun kutapaki jalan kehidupan di bumi buitenzorg. Tepatnya di daerah darmaga, lebih tepatnya lagi di kampus pertanian terbesar di Indonesia, IPB, Institut Pertanian Bogor. Sebuah kampus yang megah, kampus berkumpulnya para "agent of change" dari pelosok-pelosok nusantara, mulai dari negeri rencong sampai tanah papua.

2,5 tahun memiliki arti ganda dalam perjalananku, pertama : waktu itu begitu singkat dalam karirku mengejar apa yang namanya gelar kesarjanaan. Malah boleh dibilang 2,5 tahun terlalu dan amat singkat bagiku untuk dapat menyelesaikan kurikulum yang ada, kenapa?karna teman2ku yg lain membutuhkan waktu minimal 4 tahun untuk menyelesaikannya. Khusus kaitan ini, insyaAllah akan ada coretan2nya lengkap mulai dari pendahuluan, perumusan masalah, isi, kesimpulan, saran, dan tentunya daftar pustaka...

arti kedua adalah, 2,5 tahun begitu lama jika dibandingkan dengan keilmuan yang kudapat dari apa yang dinamakan bangku perkuliahan. Sampai saat coretan ini diketik, aku hanya menyadari bahwa selama 2,5 tahun itu aku hanya mendapatkan satu ilmu dari bangku perkuliahan. Waktu yang lama hanya untuk mendapatkan satu manfaat saja.

Ilmu itu bukan kudapat ketika sudah masuk departemen. Ilmu itu justru kudapat ketika masih duduk bangku TPB alias Tingkat Persiapan Bersama. Sebuah tingkat yang belum memberikan status yang jelas kepada para mahasiswanya karna masih berasa di SMA, belum pasti mau terdampar di fakultas mana, belum pasti mau hijrah di departemen mana dan tentunya belum pasti mau ngekos dimana karna TPB adalah nama lain dari TAB (Tingkat Asrama Bersama)

Ilmu itu juga bukan kudapat dari perkuliahan dengan seorang dosen yang bergelar sangat panjang sepanjang gerbong KA Bogowonto. Ilmu itu justru kutemukan sendiri dari buku referensinya dan sayang sungguh beribu sayang, ilmu sepenting itu justru tidak dibahas oleh dosen yang berkaitan ketika perkuliahan. Malah seinget saya, ilmu yang berkaitan dengan itu juga tidak masuk dalam soal ujian, padahal menurut saya justru ilmu itulah inti dari buku yang menjadi referensi utama mata kuliahnya.

Ilmu itu juga bukan kudapat dari buku2 karangan ahli2 luar negeri. Ilmu itu terdapat dalam sebuah buku yang dikarang asli orang IPB, beliau sangat berwibawa meskipun saya dan mahasiswa lainnya belum pernah bertatap muka. Mendengar namanya langsung timbul kecintaan yang tinggi kepada IPB. ANDI HAKIM NASUTION. Dialah pengarang buku tersebut. Bagiku, dialah putra terbaik yang pernah dilahirkan IPB. Karna ide beliaulah, aku bisa masuk IPB tanpa tes alias PMDK. Sebuah penghargaan yang tinggi buat lulusan SMA yang memiliki catatan positif selama 3 tahun disekolahnya.

Buku itu berjudul Pengantar Ilmu Pertanian, satu2nya referensi dalam mata kuliah Pengantar Imu Pertanian. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa baru ditingkat TPB. Dan ilmu yang kumaksud itu adalah sebagaimana dalam isi buku, nama bab dan no halamannya saya lupa, yaitu :

" Mahasiswa adalah sekumpulan pemuda yang ketika meninggalkan kampusnya maka mereka menjadi pemuda-pemuda yang SIAP TEMPUR BUKAN SIAP PAKAI

Sabtu, 07 April 2012

Beruntungnya sang Suami...

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata : 
“Aku datang kepada seorang pedagang kain di Mekkah untuk membeli baju, lalu si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah. Akupun meninggalkannya dan aku katakan tidaklah layak beli dari orang semacam itu. Akupun beli baju dari pedagang yang lain. Dua tahun setelah itu aku haji dan aku ketemu lagi dengan orang itu (pedagang pertama), tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu aku tanya kepadanya: “bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?”,
ia menjawab : “iya benar”
aku tanya lagi: “apa yang membuatmu berubah seperti sekarang? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan dan bersumpah!”


Iapun bercerita: “dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rejeki, ia meremehkannya dan jika aku datang kepadanya dengan rejeki yang banyak ia menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. 


Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata: “wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku melainkan dengan yang thayyib (halal), jika engkau datang kepadaku dengan sedikit rejeki, aku akan menganggapnya banyak. Dan jika engkau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain).”


Subhanallah, beruntungnya seorang suami yang memiliki istri shalihah. Tidak hanya melayani tetapi sebagai pengingat suaminya agar tetap berjalan diatas jalan yang benar.


Teruntuk para istri, bersyukurlah atas pemberian suamimu meskipun itu sedikit, karna pada hakikatnya ketika engkau bersyukur kepada suamimu maka engkaupun bersyukur kepada Allah Ta'ala, begitu pula sebaliknya. Bukankah yang Memberi rizki kepadamu dan suamimu adalah Dza Yang Maha Adil?..Janganlah engkau menuntut lebih karna hal itu bisa menjerumuskan suamimu melakukan hal-hal yang dilarang Allah dan RasulNya. Betapa banyak para suami yang korupsi karna didasari tuntutan dari para istrinya. Wahai wanita muslimah relakah engkau dan anak-anakmu hidup dalam limpahan harta tapi dihasilkan dari jalan yang haram? Semangatilah suamimu dalam bekerja dan selalu ingatkan ia akan jalan yang telah ditentukan oleh Allah dan RasulNya


Ingatlah selalu bahwasanya Nabi kita yang penyayang shalallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: 

“Neraka diperlihatkan kepadaku, ternyata kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita”.. Para sahabat bertanya: “Apakah karena mereka kufur kepada Allah?”, Beliau menjawab: “mereka kufur terhadap suami dan mengingkari kebaikannya. seandainya engkau berbuat baik pada salah seorang dari mereka selama satu tahun kemudian ia melihat sesuatu (yang tidak ia sukai) darimu, ia akan mengatakan: “Aku tidak pernah melihat satu kebaikanpun darimu.” (Riwayat Imam Bukhari dari sahabat Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma)

Beruntungnya sang Istri...

Harga emas dunia sedang anjlok..

Manusia pun berlomba-lomba mendapatkannya, ada yang tujuannya untuk investasi dan ada pula yang tujuannya untuk memperbanyak koleksi logam mulia yang satu ini. Tentunya hal ini dilakukan oleh orang yang memang memiliki keluasan rizki...

"Bagaimana mungkin membeli emas? la wong buat beli beras aja susah" celetuk pria yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang cangkul disawah...Celetukannya langsung dibalas teman duduknya, dia adalah pedagang es, "beraninya kamu bilang beli beras susah, bukannya kamu sehari bisa menghabiskan rokok minimal satu bungkus? la harga rokokmu sehari itu ya seharga beras 1kg, kenapa uang rokokmu ga buat beli beras aja?"...(hehe, jadi tertarik buat analisa keuangan seorang perokok, insyaAllah

Setelah ngobrol ngalor-ngidul, pedagang es tadi kembali kerumahnya yang sangat dan amat sederhana. Kedatangannya langsung disambut senyuman indah seorang wanita yang tak lain adalah istrinya. Baginya, wanita yang tersenyum itu adalah seorang bidadari meskipun banyak orang yang menjulukinya sebagai wanita ninja karna kesehariannya wanita tersebut memakai cadar bila keluar rumah. Bagi wanita tersebut, kecantikan wajah dan seluruh tubuhnya hanya boleh dinikmati oleh suaminya saja bukan laki-laki lain.

"Ada apa istriku?, koq senyum-senyum terus kaya habis dapet kiriman emas" canda pedagang es setelah mengecup kening istrinya. Sambil mencium tangan suaminya, wanita tersebut menjawab, "Suamiku, selama ini engkau telah menafkahakan rizkimu untukku. Berapapun yang engkau beri maka aku terima dengan rasa syukur yang tinggi"..."lalu" kata suami...Dengan nada yang agak serius, sang istri melanjutkan pembicaraannya, "Suamiku, sebenarnya setiap kali engkau memberikan uang setelah jualan, ada beberapa yang aku sisihkan. karna terus terang aku ingin menggunakan tabungan itu untuk membeli perhiasan emas, bukan untuk riya atau yang lainnya tapi kuniatkan perhiasan itu untuk berhias dihadapanmu, agar aku semakin menarik dimatamu dan engkaupun semakin meridhai dan mencintaiku"

Betapa kaget pedagang es mendengar penuturan istrinya, dihatinya muncul kekecewaan kepada dirinya sendiri, kenapa dia tidak mampu membelikan perhiasan emas untuk istrinya sebagaimana suami-suami lain berikan untuk istri-istrinya. "Istriku sayang, maafkan ya karna selama kita menikah, aku nda bisa memberikanmu perhiasan emas sebagaimana laki-laki lain" agak berat suara pedagang es...

Memang sudah 3 tahun mereka menikah, mereka lalui kehidupannya dengan kesederhanaan. Tak jarang orang-orang disekitarnya justru melihat keluarga kecil itu hidup kekurangn tapi pasangan suami-istri itu justru merasakan kecukupan dari rizki yang diberikan oleh Allah Ta'ala,

"Bukan maksudku untuk membuatmu sedih suamiku, Demi Allah selama ini aku ridha dan menerima semua nafkan yang engkau berikan padaku.Aku tidak berharap lebih karna memang Allahlah Yang telah Menentukan semuanya" agak menyesal juga sang istri karna telah membuat sedih suaminya...Masih dengan suara yang berat, pedagang es itu bertanya, "lalu, sekarang apa yang bisa aku lakukan untukmu?"

Setelah mengambil tempat tabungannya, istri tersebut bekata, "jika engkau berkenan, pergilah ke toko emas dan gunakanlah uang ini untuk membeli perhiasan karna yang kutahu harga emas hari ini sedang turun, tapi jika engkau tidak berkenan ya terserah kamu apakan uang ini"...."baik isriku, aku akan menggunakan uang ini untuk membeli perhiasan karna bagaimanapun uang ini sudah menjadi hakmu" jawab pedagang es itu. Kemudian pergilah pedagang es tersebut ke toko emas terdekat guna menunaikan keinginan istri yang sangat dicintainya

Setelah beberapa jam, pedagang es tersebut kembali ke rumahnya. Seperti biasa, sambutan yang diterimanya adalah senyuman indah dari sang istri. Ya, senyuman indah karna lahir dari ketulusan seorang istri yang ingin tampil sempurna dihadapan suaminya. Setelah mengucapkan salam dan duduk dikursi kayu, sang istri bertanya "bagaimana suamiku, apakah engkau sudah mendapatkan perhiasannya?"...tak ada jawaban dari pedagang es tersebut. "bolehkah aku melihatnya biar aku bisa langsung memakainya sehingga aku kelihatan menarik dihadapanmu" lanjut sang istri

Dengan suara yang lebih berat dibandingkan sebelum ia berangkat, pedagang es itu berkata, "istriku, selama ini engkau telah menunaikan kewajibanmu sebagai seorang istri. Engkau terima setiap pemberian nafkah dariku dan engkau ridha meskipun itu sedikit. Sungguh dan Allah Ta'ala sebagai Saksinya, tanpa perhiasan emas atau yang lainnya engkau begitu menarik bagiku. Jika dengan memakai perhiasan engkau mengharapkan aku mencintai dan meridhaimu maka tanpa perhiasan apapun aku telah mencintai dan meridhaimu karna engkau telah memakai perhiasan yang tak ternilai harganya, engkau pakai sifat malu sebagai perhiasan luarmu dan engkaupun pakai kelembutan serta kasih sayang sebagai perhiasan batinmu"....

Pedagang es itu melanjutkan, "Maafkan aku, tadi dalam perjalanan ke toko emas ada seorang kakek yang ditabrak motor. Keadaannya lumayan parah tapi pengendara motor itu melarikan diri. Aku lalu membawa kakek itu ke RS. Ternyata dia adalah seorang kakek yang baru ditinggal anak satu-satunya karna meninggal. Kakek itu sedang dalam perjalanan mencari kerabatnya yang masih ada. karna tidak ada biaya maka akupun membayar semua biaya pengobatan RS kakek itu menggunakan uangmu itu. Jadi uangmu tidak aku gunakan buat membeli perhiasan sesuai keinginanmu. Maafkan aku"

Mendengar jawaban tersebut, sang istri hanya terdiam. Pedagang es itu melanjtkan, "Istriku, Engkau tidak perlu bersedih hati. Aku niatkan tadi sebagai sedekah atasmu, aku berharap semoga Allah Ta'ala Memberimu ganti yang lebih baik. Semoga Allah Ta'ala Memakaikan perhiasan emas nanti di surgaNya, tidak hanya memakai perhiasan emas, semoga engkau menempati rumah disurga yang bangunannya terbuat dari emas, alasnya dari permadani dan seluruh perabotnya terbuat dari perhiasan2 yang sudah Allah Ta'ala janjikan dan akupun berharap bahwa Allah Ta'ala Mengumpulkan kita disurgaNya sehingga aku bisa melihat kecantikanmu ketika engkau mengenakan perhiasan2 disurga nanti"

Mendengar penuturan suaminya, sang istri hanya bisa menangis. Tapi bukan tangisan sedih karna tidak jadi memakai perhiasan, tangisan itu justru muncul karna ia merasa beruntung dan bahagia dengan janji surganya Allah Ta'ala

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal sholeh, tentulah Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalnya dengan baik. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan surga 'Adn, sungai-sungai mengalir di bawahnya, dalam surga itu mereka diberi perhiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan tebal dan mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah, itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah.
(al-Kahfi : 30-31)

Surga adalah tempat yang tamannya berisi sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Surga adalah istana yang tersusun dari bata-bata dan perak. Misik yang terbaik tanahnya, pasirnya intan dan mutiara, za’faran debunya. Surga adalah cahaya yang berkilauan, yang berhembus wewangian, buah-buahan, dan bidadari-bidadari yang jelita. Didalamnya terdapat hamba yang diberi karunia, yaitu orang-orang yang makan tetapi tidak buang air, senantiasa tertawa dengan wajah yang ceria, tidak menangis, tidak berpindah dan tidak pernah mengalami kematian setelahnya.
 Bahkan didalamnya akan diangkat hijab hingga orang-orang yang menang akan melihat Wajah ’Azizil Wahhab dan itulah kenikmatan terbesar dari kenikmatan yang ada.


Aku YAKIN....

Teringat dulu pas lagi galau dan sekarang terulang kembali, butuh kemantapan hati bahwa:

"Aku yakin bahwa rizkiku tidak akan dimakan orang lain, maka akupun tenang dalam menjemputnya"
"Aku yakin bahwa amalku tidak akan dikerjakan orang lain, maka akupun sibuk mengerjakannya"
"Aku yakin bahwa bidadariku tidak akan direbut orang lainn, maka akupun tenang dalam menjemputnya"

"Dialah, Allah Yang Menciptakan segala sesuatu lalu Dia Menetapkan 
atasnya ketetapan dengan sesempurna-sempurnanya" (Al Furqan : 2) 
"Bukankah Allah adalah Hakim Yang paling Adil?" (At Tin : 8) 

Jumat, 06 April 2012

Stop Terlambat!!!!


Ga ada kata terlambat untuk bertaubat....
Ga ada kata terlambat untuk menebar kebaikan...
Ga ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik...
dan
Ga ada kata terlambat untuk membuat blog...
bukan sekedar ikut-ikutan, bukan karna takut dibilang katro, bukan untuk tujuan pamer dan bukan pula sebagai tempayan pujian. Blog ini justru kubuat sebagai arena untuk saling menasihati dalam kebaikan, terutama menasihati diri sendiri.
semoga coretan2ku mengandung banyak manfaat untuk diri sendiri maupun orang lain dan semoga kita semua dimasukkan kedalam golongan yang telah dikabarkan oleh Nabi kita yang penyayang,

"Sebaik-baik manusia adl yg paling bermanfaat bagi manusia" (dari shahabat Jabir radhiyallahu 'anhu dan dihasankan syaikh al-albani rahimahullah)