"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekedar melewati jalan (musafir)"

Selasa, 10 April 2012

Amalan Ringan (Tapi Berat ) Menggapai Ridha Allah Ta'ala

Diriwayatkan dari Imam Ahmad bin Hanbal bahwasanya Rasulullah Shalallaahu 'alayhi wassalam bersabda :

“Tidaklah seorang hamba muslim mengucapkan pada saat dia memasuki waktu pagi dan petang:
 رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا ‘radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina wa bi muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam nabiya (aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku)’ sebanyak tiga kali, melainkan merupakan hak bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat kelak.”

Hadits tersebut dihasankan oleh Syaikh bin baz rahimahullah dalam kitab Tuhfah al Akhyaar...

Seorang pedagang es yang biasanya laris tapi suatu hari justru dagangannya sepi karna pada siang harinya turun hujan kemudian memasuki waktu sore ia merasa ridha Allah Ta'ala sebagai Rabbnya, ia tetap ridha Allah Ta'ala sebagai sesembahannya meskipun pada siang harinya Sang Pemberi rizki justru "menahan rizki" buatnya...

Begitupun kita...boleh jadi disiang hari, ujian datang kepada kita, sebagai karyawan mendapat marah dari atasan, sebagai pengusaha mendapat rugi ataupun ujian-ujian yang lain tapi masuk waktu sore, kita tidak su'udzan apalagi marah kepada Allah Ta'ala, sebaliknya kita justru mengucapkan kalimat diatas sebagai bentuk bahwa kita menerima ketetapanNya, sebagai wujud bahwa kita tetap ridha Allah Ta'ala sebagai Rabb kita maka beruntunglah kita dengan janji bahwa merupakan hak Allah untuk meridhai kita di kiamat nanti...


"Muslim mana yang tidak ingin diridhai Allah Ta'ala?"

Seorang pedagang nasi goreng yang biasanya mendapat keuntungan besar pada malam hari tapi suatu malam justru dagangannya sepi kemudian ia masuk waktu pagi dengan keadaan dirinya ridha dengan ketetapan Rabbnya, ia ridha dengan takdir Rabbnya, dan ia tetap ridha Allah Ta'ala sebagai sesembahannya...

Begitupun kita...boleh jadi dimalam hari, ujian datang kepada kita, sebagai karyawan mendapat tugas tambahan, sebagai pengusaha juga mendapat rugi bahkan sampai mimpi buruk ataupun ujian-ujian yang lain tapi masuk waktu pagi, kita tidak su'udzan apalagi marah kepada Allah Ta'ala, tapi sebaliknya kita justru mengucapkan kalimat diatas sebagai bentuk bahwa kita menerima ketetapanNya, sebagai wujud bahwa kita tetap ridha Allah Ta'ala sebagai Rabb kita maka beruntunglah kita dengan janji bahwa merupakan hak Allah untuk meridhai kita di kiamat nanti...

"Muslim mana yang tidak ingin diridhai Allah Ta'ala?"

Meskipun secara dzahir kalimat diatas sangat ringan tapi justru kalimat itu sangat berat diucapkan oleh hamba yang tidak menerima semua takdir yang telah ditetapkan oleh Dzat Yang paling tahu akan kebaikan bagi diri kita...
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar