"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekedar melewati jalan (musafir)"

Selasa, 28 Agustus 2012

Rinduku, Ibu


Ibu,
Di kedinginan malam yang sunyi ini,
Terkenang aku akan kepergianmu
Sepuluh tahun sudah engkau meninggalkanku

Ibu,
Aku telah mendampingi istriku disaat melahirkan
maka,
Akupun tahu betapa berat penderitaanmu ketika melahirkanku dulu
Terimakasih Ibu

Ibu,
Aku telah menyaksikan tulusnya istriku merawat anakku
maka,
Akupun tahu betapa tulusnya engkau ketika merawatku dulu
Terimakasih Ibu

Ibu,
Aku telah melihat bagaimana istriku menyayangi anakku
maka,
Akupun tahu betapa sayangnya engkau kepadaku
Terimakasih Ibu

Ibu,
Aku telah merasakan kesedihan istriku ketika anakku sakit
maka,
Akupun tahu betapa sedihnya engkau ketika aku sakit dulu
Terimakasih Ibu

Ibu,
Engkau ajarkan kepadaku ilmu dan iman
Engkau ajarkan kepadaku  kesabaran dan keteguhan
Maafkan aku belum berbakti kepadamu
Maafkan aku belum bisa membuatmu bangga telah memiliki anak sepertiku

Ya Allah,
Aku ikhlas meninggalkan jasad ibuku di liang lahat
Tapi..
Izinkan aku membawa kasih sayangnya yang tulus kepadaku
Izinkan aku untuk terus membawa senyumannya di dalam hatiku
Izinkan aku untuk terus membawa keteduhan wajahnya di dalam ingatanku
dan
Izinkanlah aku untuk terus membawa doa serta semangatnya dalam setiap hidupku

Ya Allah,
Kutitipkan jasad ibuku kepadaMu
Kutitipkan ruh ibuku kepadaMu
untuk Engkau Rahmati,
untuk Engkau Ridhai,
untuk Engkau Cintai, dan
untuk Engkau Ampuni

Ya Allah,
Ketahuilah dan Engkau yang Maha Mengetahui
Aku sedang merayuMu,
Aku sedang memelas kepadaMu,
Aku sedang bersimpuh dihadapanMu,
penuh dengan ketulusan dan harapan
Ampunilah ibuku, Lebur seluruh dosa-dosanya

Jadikanlah kuburnya sebagai taman diantara taman-taman surgaMu
Lapangkanlah kuburnya,
Terangilah kuburnya,
Jauhkanlah ia dari fitnah kubur,
dan Selamatkan pula ia dari siksa kubur

Allaahummaj'al ummi sayyidah min sayyidatil jannah
Ya Allah, jadikanlah ibuku sebagai sayyidah dari sayyidah surga,
Jadikanlah ia sebagai salah satu bidadari di surgaMu

Sayangi ibuku Ya Rabbi, sebagaimana ia menyayangiku sewaktu kecil
Jadikanlah setiap doaku kepadaMu sebagai amal kebaikan baginya
Karna seperti itulah janjiMu
dan seperti itu pula janji RasulMu
dan Engkau adalah Dzat yang tidak mungkin mengingkari janji

"UNTUK YANG MASIH PUNYA IBU, CINTAI DAN SAYANGI DIA"

Puasa Syawal

Dari abu ayyub radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallam bersabda :

"Barangsiapa berpuasa di bulan ramadhan, lalu ia mengiringinya dengan puasa 6 hari di bulan syawal maka ia seperti puasa selama setahun" (Riwayat Imam Muslim)

- Apakah harus berurutan selama 6 hari?
tidak harus, yang penting dilakukannya masih di bulan syawal. MESKIPUN bersegera dalam mengerjakannya di awal syawal secara berurutan lebih utama, karna hal ini terhitung sebagai amalan dalam bersegera dalam kebaikan
.
- Puasa syawal dulu apa puasa mengqadha (mengganti) hutang puasa di bulan ramadhan?
laksanakan puasa qadha hutang di bulan ramadhan terlebih dahulu baru melaksanakan puasa syawal.

- Apa hukumnya?
hukum puasa syawal adalah sunnah (mendapat pahala jika melaksanakannya dan tidak berdosa jika meninggalkannya).

Tidak terasa syawal sudah masuk di hari ke-10. Bagi yang belum melaksanakan puasa syawal, ayo besegera melaksanakannya. Semoga kita bisa mendapatkan pahala sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallam diatas, dan janjinya Rasulullah adalah janjinya Allah, karna Rasulullah tidak berkata dengan hawa nafsunya tetapi apa yang beliau sampaikan semata-mata adalah wahyu dari Allah Ta'ala.

Meskipun hukumnya sunnah, tetaplah semangat dalam mengamalkannya dan cukuplah janji Allah Ta'ala ini menjadi kabar gembira bagi para pengamal sunnah (tentunya setelah amalan wajib sudah dikerjakan). Dalam hadits qudsi, Allah Ta'ala berfrman :

"Barang siapa memusuhi waliKu, maka Aku mengumumkan perang terhadapnya. Tidaklah hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hambaKu itu tetap mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menggenggam, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta pasti Aku beri, jika ia meminta perlindungan, niscaya Aku lindungi" (Riwayat Imam Bukhari)

Muslim mana yang tidak ingin menjadi walinya Allah Ta'ala?
Muslim mana yang tidak ingin menjadi kekasihnya Allah Ta'ala?
Muslim mana yang tidak ingin mendapatkan cintanya Allah Ta'ala?

Kamis, 16 Agustus 2012

Anda Ngapak?


Oleh-oleh Bagi Muslim Yang Sedang Mudik ke Daerah Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap dan Kebumen

Selasa, 14 Agustus 2012

Untuk Yang Belum Nikah


Pilihlah dengan hati

Doa Lailatul Qadr yang Shahih dan Dha'if

Faedah dari ustadz Sofyan Chalid Ruray



“Dari Aisyah radhiyallahu’anha, bahwasannya beliau berkata: Ya Rasulullah, do’a apakah yang harus aku baca jika aku mendapati lailatul qadr? Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Engkau mengucapkan,

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Allahumma innaka ‘Afuwwun tuhibbul’afwa fa’fu anniy.”

“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku.”

[HR. Ahmad (6/170, 182, 183, 208), At-Tirmidzi (3513), An-Nasai dalam Amalul Yaum wal Lailah (872-875) Ibnu Majah (3850), Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (3/338-339), dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dan Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth]

Adapun lafaz yang dha’if (lemah) adalah tambahan Kariimun [كريم] setelah ‘Afuwwun [عفو] yang terdapat dalam Sunan At-Tirmidzi.

Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah menjelaskan:

“Peringatan: Terdapat dalam Sunan At-Tirmidzi, setelah ucapan beliau ‘Afuwwun [عفو] tambahan Kariimun [كريم], dan ini tidak ada asalnya sama sekali pada sumber-sumber terdahulu, tidak pula dari yang menukil langsung dari sumber-sumber tersebut. Maka yang nampak bahwa lafaz tersebut mudrajah (sesuatu yang ditambahkan) oleh sebagian pencatat dan pencetak. Karena lafaz tersebut tidak terdapat dalam cetakan Sunan At-Tirmidzi India yang dijadikan acuan oleh Al-Mubaarakfuri (4/264) dan tidak pula pada selain kitab tersebut. Dan diantara yang menguatkan hal itu, bahwa An-Nasai pada sebagian riwayatnya mengeluarkan hadits ini dari jalan yang sama dengan yang dikeluarkan oleh At-Tirmidzi, keduanya dari syaikh mereka berdua, Qutaibah bin Sa’id dengan sanadnya tanpa tambahan tersebut.” [Ash-Shahihah, pada pembahasan hadits no. 3337]

Dan ini adalah taraju' Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah yang sebelumnya menshahihkan lafaz tambahan tersebut dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi (2789)

Diam Membatalkan Puasa

Ada yang unik dari pelajaran bahasa arab tadi pagi. Seperti biasa, di tengah-tengah pelajaran, saya menghentikan sebentar pelajaran dan mempersilahkan bagi yang ingin menanyakan sesuatu. Kebetulan pelajaran tadi pagi sudah sampai bahasan i'rab dan bina, suatu bahasan yang memang agak rumit dan membutuhkan konsentrasi lebih dibandingkan bahasan sebelumnya. Hal ini ditambah dengan kondisi usia para jama'ah yang mengikuti pelajaran ini, rata-rata usianya diatas 30 tahun, 6 tahun lebih banyak dari usia saya sekarang ini. Setelah berhenti sebentar, tiba-tiba ada yang bertanya

"maaf tadz, apakah diam itu membatalkan puasa?" tanya seseorang, namanya pak hendro. Dia paling sepuh diantara yang lain. Dia adalah dokter di salahsatu RS swasta di Purwokerto. Umurnya sekitar 50 tahun. Saya hanya bisa terdiam dengan pertanyaan itu, termasuk juga yang lainnya.

"maaf pak, setau saya tidak ada nash baik dalam alquran, hadits ataupun keterangan ulama yang menyatakan bahwa diam itu membatalkan puasa. Bahkan sebaliknya, diam itu mulia dalam keadaan tertentu" bla...bla...bla, saya pun mencoba menjelaskan keutamaan diam dalam keadaan kita takut omongan kita justru tidak membawa manfaat.

"tapi tadz, saya pernah koq mendengar kalo ada diam yang membatalkan puasa" pak hendro pun ga mau kalah dalam berargumen

"silahkan pak, kita sharing disini, karna siapa tau ada sesuatu yang sudah antum ketahui dari masalah agama ini dan kami yang lainnya belum mengetahui hukumnya"

Dengan agak tersenyum, beliau pun menjawab :

"sekali lagi maaf tadz, setau saya diam itu memang membatalkan puasa. Diam yang saya maksud yaitu  Diam-diam makan mendoan dikamar sendirian" (Mendoan : makanan khas purwokerto)

Spontan, saya dan yang lainnya langsung ketawa. Alhamdulillah, pak hendro dan yang lainnya kembali bersemangat meneruskan pelajaran, padahal sebelumnya mereka nampak lesu. Terimakasih Ya Allah, karna karnaMulah, kami masih bisa merasakan nikmat tertawa. Tak lupa, terimakasih buat pak dokter yang sudah mejadi perantara saya dan yang lainnya mendapat nikmat tertawa tersebut.

Minggu, 05 Agustus 2012

Usahanya Jalan, Pemiliknya Jalan-Jalan

Bagaikan mendobrak batu karang. Itulah yang dirasakan ketika dengan modal nekad, saya menDOkan diri dari IPB disemester 5, tepatnya tahun 2007 silam. Bukan nilainya yang jelek, karna pada waktu itu saya adalah satu dari empat mahasiswa sefakultas yang mendapat beasiswa dari pemerintah, alhamdulillah. Satu alasan yang membuat saya nekad keluar dari rutinitas perkuliahan adalah karna saya ingin terjun di dunia bisnis atau usaha. Bagi saya, bisnis bukan ingin kaya karna kaya adalah sebuah rizki, dan rizki adalah 100% hak prerogatif Allah Ta'ala, bukan hak kita dalam mengaturnya. Alasannya hanya satu, saya ingin mendapat kebebasan waktu, dan hal ini hanya bisa dimiliki oleh para pengusaha. Dengan kebebasan waktu inilah, saya tidak harus berangkat kerja pagi-pagi. Saya juga bisa bercengkrama dengan keluarga setiap saat tanpa harus repot mengajukan cuti. Inilah yang sering dijadikan para "motivator pengusaha" sebagai alasan kenapa kita harus jadi pengusaha. Dalam bahasa sederhananya : kita punya usaha, kita kelola dengan sistem yang baik, kemudian usaha itu berjalan tanpa kita harus turun tangan dan hasilnya, kita pun memiliki waktu luang. Inilah yang dinamakan "usahanya jalan, pemiliknya jalan-jalan". Dan alhamdulillah, setelah berjalan hampir 5 tahun, sekarang sudah ada 3 jenis usaha yang berkembang, yaitu kuliner, furniture dan perikanan. Semoga Allah Ta'ala Menjadikan apa yang saya jalani sebagai sebuah amal ibadah yang akan memberatkan timbangan kebaikan nanti di akhirat. amin

Postingan Ini Dalam Rangka Memeriahkan
GIVEAWAY Asyiknya Berbisnis
Blog CINTA DAMAI

Rabu, 01 Agustus 2012

Utsman Bin Affan Menggetarkan Setiap Hati


Sekitar bulan sya'ban tahun 9 H....

Musim paceklik sedang melanda kota Madinah dan sekitarnya. Perekonomian kaum muslimin sedang sulit-sulitnya dan musim panas pun sedang berada dipuncaknya, hembusan angin yang ada justru membawa hawa panas yang seakan-akan mengiris kulit dan membuat mata perih. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya kabar akan adanya serangan balasan dari pasukan Romawi yang sedang menuju kota Madinah.

Maka Rasulullah pun memutuskan untuk memberangkatkan sejumlah pasukan untuk menghadang pasukan dari negara super power tersebut. Inilah yang kita kenal dengan perang tabuk, peperangan terbesar antara ksatria muslimin dengan pasukan romawi. Pasukan muslim pada saat itu terkenal dengan julukan "Jaisyul 'Usyroh" atau pasukan prihatin. Kenapa dinamakan demikian? karna kondisi mereka sangat miskin, terjadi disaat musim paceklik bahkan satu onta harus bergantian untuk 18 orang pasukan. Melihat kondisi pasukan tersebut, Rasulullah pun bersabda pada pagi hari di masjid nabawi :

"barangsiapa yang membantu menyiapkan jaisyul 'usyrah maka baginya surga"

Mendengar seruan Rasulullah tersebut, berbondong-bondonglah kaum muslimin menginfakkan hartanya untuk membantu persiapan pasukan tabuk. Tak terkecuali yang dilakukan oleh 'Utsman bin Affan. Beliau membawa 1000 dinar dalam pakaiannya lalu meletakkan seluruh uang tersebut di pangkuan Rasulullah.

Bahkan kafilah dagangnya yang hendak menuju syam berupa 200 ekor unta lengkap dengan barang-barangnya, ditambah lagi dengan 100 ekor unta disedekahkan semuanya kepada Rasulullah. Bukan untuk diri Rasulullah pribadi tetapi untuk persiapan pasukan tabuk yang sangat prihatin. Maka Beliau shalallaahu 'alayhi wasallam pun bersabda :

"Ya Allah, ridhailah 'utsman karna sesungguhnya aku telah ridha kepadanya"

Tak lama setelah itu, sampailah hasil perniagaannya dari syam sejumlah 1000 ekor unta lengkap beserta isinya. Datanglah rombongan tengkulak berniat membeli perniagaan tersebut. Salah seorang dari tengkulak tersebut :
"ya 'utsman, aku beli daganganmu dengan 2X lipat!!!"
"tidak..tidak!!! karna ada yang berani membeli lebih dari tawaranmu" jawab utsman
"aku beli 3X lipat dari harga yang engkau dapatkan" kata si tengkulak
"tidak!!! belum cukup kalo cuma 3X lipat" utsman pun menjawabnya
akhirnya tengkulak pun menaikkan tawaran, "baik, bagaimana jika 10X lipat?"
Mendengar tawaran tengkulak tersebut, Utsman pun menantang dengan mengatakan, "tuan-tuan sekalian, adakah diantara kalian yang mau membelinya dengan 700X lipat?"
Kagetlah semua tengkulak mendengar ucapan utsman, diantara mereka mengatakan :
"gila engkau utsman, mana ada orang yang mau membeli dengan harga 700X lipat?"

Utsman pun menjawab : "akan tetapi ada yang telah menawarnya lebih dari 700X lipat, Dialah yang telah menawarkan dengan berfirman : 'perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhka 7 bulir, dan pada setiap bulir itu ada 100 biji'"

Utsman pun melanjutkan : "saksikanlah wahai para tengkulak, semua perniagaan yang ada ini, seluruhnya aku infakkan di jalan Allah Ta'ala"

Itulah utsman bin affan radhiyallaahu 'anhu, sikapnya menggetarkan hati setiap mu'min yang membacanya. Sikapnya membuat cemburu orang-orang yang mengharapkan ridha dari Allah Ta'ala. Dia tidak silau dengan dunia, dia tidak melekat dengan harta benda, harta bendanya dijadikannya sebagai perantara untuk mendapatkan keridhaan Allah Ta'ala dan RasulNya