Bulan yang diberkahi telah mendatangi kita, dan itu adalah salah satu bentuk kenikmatan besar yang sudah seharusnya kita syukuri. Betapa banyak manusia yang bertemu dengan ramadhan tahun lalu, tetapi tidak dipertemukan kembali oleh Allah Ta'ala dengan ramadhan tahun ini. Ada manusia yang tahun kemarin masih berjumpa dengan bulan penuh berkah ini, tetapi sekarang hanyalah nama yang dikenang karna manusia tersebut telah dicabut nyawanya oleh Ta'ala. Dan ini hendaknya menjadi renungan bagi kita, karna boleh jadi inilah ramadhan terakhir dalam kehidupan kita didunia ini.
Oleh karenanya, marilah kita isi ramadhan ini dengan penuh kesungguhan dalam beribadah kepada Allah Ta'ala. Kesungguhan dalam hati, yaitu semata-mata ibadah yang kita lakukan hanya ditujukan kepada Allah Ta'ala saja, bukan karna yang lain. Dan kesungguhan kedua adalah amalan/ibadah yang kita lakukan benar-benar sesuai dengan perintah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shalallaahu 'alyhi wasallam. Dengan dua kesungguhan inilah, semoga kita termasuk manusia yang kelak akan berjumpa dengan Allah Ta'ala, sebagaimana janjiNya :
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia memepersekutukan seorangpun dalam beribadah kepadaNya" (al kahfi : 110)
Hanya saja, sering dijumpai kesalahan-kesalahan dalam praktek ibadah puasa disekitar kita, kesalahan-kesalahan yang kadang tidak kita sadari karna sudah tertanam sejak kita kecil, diantaranya :
1. Lafadz niat
Niat memang merupakan syarat sah puasa, tetapi niat itu tempatnya ada dihati bukan dilafdzkan. Karna makna niat sesungguhnya adalah kehendak/tujuan kita melakukan sesuatu.
2. Tidak boleh makan/minum setelah imsak
Imsak artinya menahan dari hal2 yang membatalkan puasa, padahal puasa dimulai setelah adzan shubuh bukan setelah imsak. Bahkan sunnah sahur adalah dengan mengakhirkannya. Jadi setelah imsak, tetap makanlah atau sekedar minum sampai terdengar adzan shubuh, dengan niatan mengakhirkan sahur dan semoga mendapat pahala karna mengamalkan sunnah Rasulullah
3. Shalat tarawih secara cepat
Bukan jumlah raka'atnya yang jadi masalah, karna dalam masalah jumlah raka'at ada kelonggaran. Boleh 11 raka'at, 23 raka'at atau bahkan lebih. Yang jadi masalah adalah kekhusyuan/ketenangan dalam menjalankan shalatnya. Begitu banyak saudara-saudara kita yang melaksanakan shalat taraweh 23 raka'at tapi dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan ini menyelisihi Rasulullah karna beliau menjadikan ketenangan dalam shalat sebagai rukun shalat.
Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh Allah Ta'ala untuk bisa mengisi ramadhan kali ini dengan amalan-amalan yang di cintaiNya sehingga kita pun akan mendapat kebaikan yang melimpah, sebagaimana hadits Rasulullah shalallaahu 'alyhi wasallam :
"Siapa yang berpuasa pada bulan ramadhan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (Riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari abu hurairah radhiyallaahu 'anhu)
Muslim mana yang tidak ingin dosa-dosanya diampuni oleh Allah Ta'ala?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar