"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekedar melewati jalan (musafir)"

Senin, 25 Juni 2012

Ibu



Hanya ada 3 orang diruangan itu, dua wanita dan satu pria. Wanita yang satu sedang sibuk mempersiapkan peralatan, sedangkan satu wanitanya sedang berbaring diatas sebuah kasur, tangannya terus memegangi tangan seorang pria. Wanita yang sedang sibuk itu adalah seorang bidan, wanita yang berbaring tersebut adalah wanita yang sedang mengalami proses persalinan anak dalam kandungannya, dan sang pria tersebut adalah suami dari wanita yang mengandung. Hampir 6 jam lamanya proses persalinannya, terhitung sejak jam 00.30 sampai jam 06.30. Mulai dari bukaan 1 hingga siap melahirkan.

Selama rentang waktu itu, wanita yang mengandung itu terus merintih karna harus menahan rasa sakit yang dialaminya, bahkan kadang rintihannya meningkat menjadi sebuah teriakan karna beratnya rasa sakit yang ditanggungnya. Sang suami pun tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya memegangi tangan istrinya dengan penuh kehangatan. Tak lupa sang suami terus menghibur istrinya dengan kalimat-kalimat penuh semangat. Dan waktu yang mendebarkan pun datang, wanita tersebut melahirkan anak pertamanya pada pukul 06.45. Sesaat itu pula, sang wanita yang sekarang telah menjadi seorang ibu itu berubah, rintihan dan teriakan selama hampir 6 jam tidak terdengar lagi. Yang ada hanyalah senyuman dari bibirnya, dan tentunya rona kebahagiaan yang terpancar dari raut wajahnya.

Tapi apa yang terjadi dengan sang suami?
Dia justru murung, yang tadinya penuh semangat dalam menghibur istrinya justru berubah menjadi kesedihan, raut wajahnya berubah, dan justru dari kedua matanya menetes air mata.

Selang satu minggu, sang istri bertanya kepada suaminya :
"mas, kamu bahagia ga dengan anak kita ini?"
sang suami pun tersenyum, dikecupnya kening anaknya kemudian menjawab :
"ya jelas dong istriku, laki-laki mana yang tidak bahagia bisa menjadi seorang ayah"
mendengar jawaban sang suami tersebut, istrinya pun ikut tersenyum bahagia, kemudian dia bertanya lagi kepada suaminya :
"maaf mas, kalo memang mas bahagia, kenapa setelah anak ini lahir ke dunia, raut mas berubah menjadi murung, bahkan mas malah menangis?"

Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut sang suami, pertanyaan istrinya itu tidak langsung dijawab. Yang ada justru, sang suami tersebut terisak-isak menangis, air matanya menetes dikedua pipinya. Dengan keadaan seperti itu, sang suami pun berkata :

"istriku, aku menangis bukan karna aku tidak bahagia. Selama menunggu kelahiran, aku melihatmu dalam kepayahan karna rasa sakit yang kamu hadapi, maka saat itu langsung terbayang olehku bagaimana keadaan ibuku saat mengalami proses kelahiranku dulu. Dan sesaat anak kita lahir, engkaupun langsung tersenyum, seolah-olah engkau lupa akan rasa sakit yang sudah menimpamu tadi, maka akupun membayangkan jika sesaat aku dilahirkan didunia ini, pasti ibuku juga tersenyum karna bahagia, senyum yang menghilangkan semua rasa sakit sebelum kelahiranku. Itulah yang membuatku menangis"

Ditulis ketika diri ini merindukan seorang wanita yang telah melahirkanku, wanita yang selama hidupnya terus mencurahkan kasing sayang yang tulus dan ikhlas kepadaku, tanpa pamrih, tanpa meminta imbalan dan tanpa mengharapkan apa-apa dariku.

Allaahummaj'al ummi sayyidah min sayyidatil jannah, Ya Allah, jadikanlah ibuku sebagai sayyidah dari sayyidah surga, lapangkanlah kuburnya, jadikanlah kuburnya sebagai taman diantara taman-taman surgaMu, pertemukanlah kembali aku dengannya disurgamu, karna aku yakin bahwa Engkau pun Tahu jika hati ini sangat dan begitu merindukannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar